"Kalo yang namanya pulsa, jaman kayak gini emang kayak makan aja. Sehari bisa 3 kali ngisi. Ya... gak kurang 500 ribu dech sebulan. Itu pake 2 provider lho. Malahan, kalo kita lagi libur bisa tambah gila lagi, mending kurang makan daripada kurang pulsa."
Weks! sampe segitunya... mending gak makan daripada gak punya pulsa. Bisa jadi beberapa orang sepakat sama moto itu. Dimana kegiatan teknologi komunikasi ini udah jadi pokok kebutuhan primer, bukan sekunder lagi.
Sering banget kita berkoar, kalo sekarang ini adalah jaman era informasi. Sehingga informasi menjadi amat penting. Ekstremnya, informasi ini udah kayak makan sehari-hari yang wajib dipenuhi. Gak heran jika seseorang dengan mobilitas tinggi menjadikan mobile phone sebagai "pasangan hidupnya". Dengan konsekuensi harus menanggung tingginya biaya operasional penggunaan. Dalam hal ini adalah urusan anggaran pulsa yang dikeluarkan setiap bulannya.
Well..., berarti untuk urusan anggaran pulsa kayak gini gak kenal usia. Tapi soal pemenuhan kebutuhan komunikasi dan informasi, menurut BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) bahwa pertumbuhan dan perkembangan sektor komunikasi di Indonesia melaju cukup pesat. Diperkirakan jumlah pengguna telepon selular (ponsel), baik 2G dan 3G mencapai diatas 100 juta di tahun 2011.
Pasalnya, ponsel dinikmati oleh semua kalangan sekarang ini. Penggunanya tidak terbatas pada profesi, geografi dan usia. Oleh karena itu diharapkan para operator ponselpun dituntut untuk dapat memberi layanan yang lebih baik.
"Iya tuh. Aku ngabisin pulsa kebanyakan cuma buat sms-an en telpon. Kira-kira sebulan 250 ribu! Soale operatorku kayak tukang sayur aja, sering ganti harga seenaknya." kata Tono, salah seorang pelajar yang sedang isi pulsa di konter...
Hahaha... operatornya kayak tukang sayur... apa iya?
0 komentar:
Bagaimana Komentar Anda?